Quantcast
Channel: Addisyn Zariah
Viewing all articles
Browse latest Browse all 105

Jim

$
0
0

Raisa duduk di meja ujung tengah di messhall, ruangan makan berukuran sekitar 10 kali 10 meter. Meja ini tempat persembunyian terbaik bagi gadis penyendiri ini sambil mengamati karakter orang yang lalu lalang menuju meja-meja di sekitarknya. Gadis berambut bergelombang ini kelihatan menikmati makan malam di salah satu kursi yang membuatnya leluasa melihat hiruk pikuk orang-orang di sini. Semua duduk berkelompok dengan teman-teman berjaket sewarna dan seseragam. Jika seragammu beda warna, lebih baik sembunyikan diri dan nikmati saja makan malammu sambil pura-pura sibuk dengan blackberry atau alat komunikasi lainnya. Saat ini Raisa begitu terhanyut dengan puding campur ice creamnya, hingga saat dia iseng menoleh ke sebelah kanan, otaknya sepertinya tidak mempercayai pemandangan yang dilihat mata kecilnya di meja sebelah kanan. 

Sudah lebih dari 45 malam Raisa makan di messhall Flamboyan, tetapi sepertinya belum pernah melihat sosok ganteng lelaki berkacamata yang sekilas mirip Superman sebelum berganti kostum. Sungguh, dia terlihat berkelas dan pintar, hal yang jarang kau temui di situs tambang ini. Demi ingin memastikan yang dialihat bukanlah khayalan tingkat tingginya, kembali dia melirikkan mata kecilnya yang tajam ke meja sebelah kanan. "Ah, lelaki berparas rupawan dengan kemeja biru muda dan celana jeans biru tua! Sungguh pemandangan yang jarang, menemukan lelaki metrosexual di sini" Raisa memuji penampilan laki-laki yang baru ia lihat. 

Sekali lagi Raisa diam-diam mengamati si laki-laki metrosexual ketika Jim, lelaki Melbourne berambut brindil kusut bak penyanyi reggae itu berdiri di dekat mejanya.

"Hey, long time no see you! May I join?"

Raisa segera menghentikan curi-curi pandang pada lelaki mirip Superman di samping kanan. Jim, lelaki yang dia kenal setelah beberapa kali berpapasan di messhall dan saling melempar senyum. Hingga suatu hari senyum mereka terasa basi, Jim kemudian memberanikan diri menyapa 'hi" dan Raisa memuaskan rasa ingin tahunya, bagaimana seorang bule (yang kemudian dia ketahui keturunan cekoslovakia) seperti Jim  mempunyai rambut seperti rasta mania,. Seiring dengan waktu, akhirnya mereka berdua seperti kawan lama.  Setiap saat bertemu mereka berbicara berbagai macam hal, terutama nostalgia tentang Melbourne dan musik-musik rock tahun 1990an. Mereka mempunyai idola band alternative-rock yang sama, Pearl Jam, Smashing Pumpkin dan Nirvana. Berbicara dengan Jim, seperti berbicara dengan orang yang telah Raisa kenal lama. Tidak ada basa-basi seperti pria-pria Indonesia yang mengajaknya berkenalan. 

Raisa bisa terus-menerus berbicara tentang petualangannya ke beberapa negara, tentang buku-buku yang ia tulis, dan Jim mendengarkan dengan sesekali bercanda, "Wow, I never meet a writer, u such a rock star, Raisa!" Sungguh, lelaki rumahan seperti Jim, lelaki yang suka tampil apa adanya dan tidak terlalu gym-minded adalah tipikal laki-laki yang Raisa suka. Sementara kolega expatriat yang sering mendekati dia kebanyakan laki-laki gym-minded, lelaki yang hobi ke gym hanya untuk membanggakan biseps dan perut 6 kotak. Sosok dan karakter Jim sangat cocok dengan tokoh lelaki baik-baik idaman wanita di film-film romantis hollywood. Seorang konsultan geotechnic yang tidak menonjolkan kesan ada otak Einstein di kepalanya. Lelaki manis berambut gimbal ini, tidak peduli dengan penampilannya. Tidak peduli harus menjaga badan ke gym, dan baju yang dia pakai setiap malam sweater hitam, kaos putih dan celana cargo warna kaki. Lelaki penyayang binatang dan humoris. Sungguh beruntung siapa pun yang menjadi pacarnya. Dia bukan tipe lelaki yang merasa dirinya ganteng hingga terlalu congkak untuk berkenalan atau tersenyum pada perempuan yang berpapasan dengannya.

Raisa tidak tahu pasti kapan tepatnya dia dan Jim berkenalan. Tapi Raisa tahu, sosok Jim yang unik, pria bule usia akhir duapuluhan berwajah anak baik-baik dan sangat manis, dengan rambut coklat gelap gimbal, seperti penyanyi reggae telah menyedot perhatiannya. Kalau tidak salah ingat, pertama kali  Raisa  melihatnya di messhall Ridgecamp dekat kantornya di atas sana di Mile 72 saat makan siang, tentang tanggal persisnya Raisa lupa. Sejak saat itu Raisa dan si manis berambut gimbal sering berpapasan di Messhall Flamboyant di mile 68 saat makan malam. Dimulai dari Jim menyunggingkan senyum bibir merahnya, yang tentunya dibalas Raisa dengan senyuman tak kalah manis. Kemudian setelah beberapa kali balas membalas senyum, Jim mulai menyapa hai. Hingga suatu makan malam, entah bagaimana mulainya Jim dan Raisa  mempunyai percakapan seperti sahabat lama yang baru bertemu. Rasanya bukan suatu kebetulan jika Jim  berasal dari Melbourne dan Raisa pernah tinggal di sana. Mereka berdua langsung akrab dalam percakapan random. Tanpa mereka sadari, Jim dan Raisa terbiasa untuk bercakap-cakap dan tertawa di jam makan malam. "Aku harus bersyukur karena Tuhan mempertemukan aku dengan seorang teman seasyik dia, di sini, di pedalaman Papua" pikir Raisa dalam hati di suatu malam. 

Malam ini seperti biasa, jam 18.30, setelah turun dari bis Oranye di Mulki, Raisa bergegas ke Messhall Flamboyant. Hari ini ada menu Bakso dan puding roti. Menemukan menu masakan Indonesia yang enak di sini adalah suatu anugrah yang harus disyukuri. Selesai memenuhi nampannya, Raisa melempar pandangan ke penjuru ruangan makan ini, mencari sosok yang dia kenal. Aha, si rambut brindil sedang duduk di “meja mereka”, meja di ujung sebelah kanan dekat pintu keluar.

“Hi Raisa, how is your day?”

Fine, Jim, how's yours

Jim bangkit membantu menarikkan kursi untuk Raisa. 

Raisa segera duduk di kursi tepat di depan Jim dan langsung menikmati bakso ikannya.

“Uhm, Jim, aku mau curhat nih, tentang cowok di kantor”

Jim langsung memasang mimik muka serius, “Ok, sounds interesting, terus...”

Raisa dengan malu-malu menceritakan pertemuan pertamanya dengan Finn, lelaki aneh di kantornya.

“Mungkin dia suka kamu Sa. Anyway, kamu kenal laki-laki botak di belakang kamu?” tanya Jim   sedikit  menundukkan kepalanya.

“Kenapa?” tanya Raisa sambil menambahkan bubuk merica ke mangkok.

“Dia beberapa kali menoleh ke meja ini”

“Oh ya?” penasaran Raisa menengok ke meja belakangnya.

Tepat saat Raisa menolehkan kepalangya ke belakang, matanya bertumbukan dengan mata dingin Finn yang sedang duduk di belakangnya. Raisa diam, dia mengeluh dalam hati, "Bagaimana mungkin aku bisa melewatkan kepala plontosnya!" Seketika Raisa berdoa semoga suaranya tadi tidak terlalu keras saat bercerita tentang Finn ke Jim.

“Hi, Finn” Raisa menyapanya dengan suara termanis

“Hi, How are you?” sapaan yang di telinga Raisa terdengar seperti suara mesin penjawab telpon, karena kalimat itulah yang selalu keluar saat Raisa dan Finn berpapasan, diucapkan dengan nada datar tanpa intonasi. 

Dua detik yang hening. Raisa memutuskan untuk menyelamatkan diri dari situasi aneh ini, “Well, enjoy your dinner, Finn!

Raisa kembali ke posisi duduknya, menghadapi makan malamnya. Jim terlihat senyum-senyum sambil menyelidik ke mata gadis manis di hadapannya. 

What?” tanya Raisa mendelikkan mata menyembunyikan rasa malu di bibirnya yang masih menyungging senyum. 

“No, I just saw something awkward between you and him” Jim mengedipkan matanya.

“Psst, kamu bisa diam dulu ngga sampai dia pergi?” suara Raisa setengah berbisik. 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 105

Trending Articles


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


Best Crush Tagalog Quotes And Sayings 2017


Re:Mutton Pies (lleechef)


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Sapos para colorear


tagalog love Quotes – Tiwala Quotes


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Pamatay na Banat and Mga Patama Love Quotes


Tagalog Long Distance Relationship Love Quotes


BARKADA TAGALOG QUOTES


“BAHAY KUBO HUGOT”


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.